INFO KEMITRAAN

Info aneka kebutuhan barang Anda, klik tautannya di sini Showcase Fendy Sy. Citrawarga. https://vt.tiktok.com/ZS6f5nX7Y/?page=Mall

Kamis, 18 November 2021

Meniti Keadilan Menjauhi Kezaliman

Oleh F. Syarifuddin C. ALLAH SWT berfirman dalam Al Quran yang artinya: "Sesungguhnya dosa besar itu atas orang-orang yang berbuat zalim kepada manusia dan melampaui batas di muka bumi tanpa hak. Mereka itu mendapat azab yang pedih." (Surat Asy Syura: 42) Zalim adalah perbuatan yang tercela menurut pandangan agama Islam sehingga setiap muslim wajib menjauhinya. Dalam ayat Al Quran di atas ditegaskan bahwa akibat dari berbuat zalim itu adalah dosa besar. Para ulama mendefinisikan bahwa zalim itu berlawanan dengan sikap adil. Adapun adil yakni suatu sikap yang berkesesuaian dengan tuntunan aturan Allah dan RasulNya. Bahasa sederhananya adil adalah menempatkan sesuatu pada tempatnya. Sedangkan zalim sebaliknya, yaitu menempatkan sesuatu bukan pada tempatnya. Dalam contoh sehari-hari, untuk menciptakan lingkungan yang bersih, maka bunglah sampah pada tempatnya, entah itu wadah khusus untuk membuang sampah, TPS (tempat penampungan sementara), atau TPSA (tempat pembuangan sampah akhir). Jika sampah dibuang ke mana saja, itu namanya tidak adil alias berbuat zalim yang dapat mendatangkan kemudaratan bahkan dosa. Adilnya muslim adalah menunaikan segala perintah Allah dan RasulNya serta menjauhi larangan keduanya. Muslim melaksanakan salat, zakat, saum, dan ibadah haji, itulah sikap adil yang akan berbuah pahala dengan keridaan Allah SWT. Sebaliknya jika muslim meninggalkan salat, zakat, saum, dan haji, tanpa alasan yang jelas dan dibenarkan oleh kaidah syara, itu termasuk pebuatan zalim dan akan menuai imbalan dosa. Apalagi jika seseorang mengaku sebagai muslim, tetapi tidak menunaikan segala perintah syara, malah sebaliknya terjerumus ke lembah kemaksiatan, jelaslah ia tegolong "muzhlimun", orang-orang yang berbuat zalim. Agar hidup kita sebagai muslim tetap berada dalam koridor keadilan, hendaknya kita menjauhkan diri dari segala perilaku yang tergolong pada kezaliman. Terutama kita jangan sampai menzalimi diri sendiri dengan tidak berbuat adil pada diri sendiri, yaitu membiarkan diri terjerumus ke lembah dosa. Ingat, ketika hidup dan butuh pertolongan orang, di dunia ini masih bisa berharap pertolongan. Namun kelak di akhirat ketika kita memetik buah amal dan ternyata amal kita sarat dengan kezaliman, tak seorang pun yang akan bisa menolong kita kecuali diri kita sendiri dan itu pun sudah terlambat. Karena, di akhirat bukan lagi tempat beramal dan memperbaiki diri, melainkan saatnya memetik. Jika kita telah berhasil meniti keadilan dalam sikap sebagai muslim, dengan sesama manusia pun akan terhindar dari kezaliman. Demikian pula kerusakan-kerusakan di muka bumi akan terhindar karena pribadi-pribadi insannya telah sarat dengan amal berkeadilan dan jauh dari kezaliman. Semoga kita semua berada pada koridor amal berkeadilan dan dijauhkan dari ranjau-ranjau kezaliman yang akan mencelakakan. Baarakallaagu lii walakum. Aamiin. **